Historical Of SMA N 1 BATURETNO (Indonesian Language)


SEJARAH SMA

Sejak dibangunnya Waduk Gajah Mungkur pada tahun 1980 daerah Wonogiri menjadi semakin ramai. Kehidupan masyarakat sekitar waduk juga menjadi dinamis. Baturetno, sebuah kota kecamatan di Wonogiri yang berada di sebelah tenggara Waduk Gajah Mungkur. Dengan dibangunnya Waduk Gajah Mungkur, jarak Wonogiri – Baturetno yang semula + 20 km menjadi + 40 km. Baturetno merupakan wilayah yang sangat penting dan mendukung bagi kemajuan Wonogiri di berbagai bidang tak terkecuali pendidikan.Oleh karena itu dengan berbagai pertimbangan akan dinamika kehidupan pendidikan di Baturetno, kota kecamatan ini layak memiliki sebuah unit pendidikan SMTA negeri yaitu SMA negeri. Pada waktu itu Wonogiri baru memiliki 2 (dua) SMA negeri yakni SMA 1 dan SMA 2 Wonogiri.Maka pada tahun 1983, tepatnya tanggal 9 Nopember 1983 berdirilah SMA Negeri Baturetno dengan Surat Keputusan Menteri P dan K Nomor : 0473/O/83


Pada saat dibuka, SMA Negeri Baturetno baru menerima 3 kelas. Sekolah belum memiliki gedung sendiri, oleh karena itu proses belajar dan mengajar berlangsung dengan meminjam gedung SMK (dulu SMEA) Tri Dharma Baturetno sore hari. Pada waktu itu juga belum memiliki guru dan karyawan tetap atau negeri, maka untuk sementara dibantu oleh beberapa orang guru SMA Negeri 1 Wonogiri. Diantara guru-guru dan karyawan SMA Negeri 1 Wonogiri yang diperbantukan di SMA Negeri Baturetno karena berdomisili di Baturetno akhirnya ditetapkan menjadi guru SMA Negeri Baturetno. Mereka itu adalah H.M. Dalyono, BA, guru Bahasa Indonesia, Asri Kasetyaningsih, guru Ekonomi, dan Sukarmi, karyawan.

Kepala Sekolah yang pertama adalah Drs. H. Dibyo Soegimo, semula guru SMA 3 Solo. Berangsur-angsur diangkatlah oleh pemerintah beberapa guru negeri yang ditugaskan di SMA Negeri Baturetno.
Sekolah mulai menggunakan gedung sendiri yang dibangun di sebelah timur jalan raya antara Solo – Pacitan, tepatnya di Desa Watuagung pada tahun 1984 sejak diresmikan penggunaannya oleh Menteri P dan K pada waktu itu, Prof. Nugroho Notosusanto. Fasilitas fisik gedung sekolah baru terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang KS dengan toilet, 1 ruang Tata Usaha dengan KM/WC, 1 ruang BP, 1 ruang Laboratorium dan 1 ruang Guru.

Masa kepemimpinan Drs. H. Dibyo Soegimo dari tahun 1983 sampai dengan tahun 1987, sekolah telah memiliki 12 kelas.Drs. H.Dibyo Soegimo dialihtugaskan ke SMA 1 Sukoharjo digantikan oleh Drs. Jatmin Judosurjanto, semula guru SMA 2 Boyolali.

Masa kepemimpinan Drs.Jatmin Judosurjanto dari tahun 1987 sampai dengan tahun 1994, sekolah telah berkembang menjadi 18 kelas. Drs. Jatmin Judosurjanto dialihtugaskan ke SMA Negeri Manyaran dan digantikan oleh V.Soedarno, BA semula kepala sekolah SMA Negeri Manyaran.


Hanya 1 tahun V.Soedarno, BA menjabat kepala SMA Negeri Baturetno karena beliau memasuki masa pensiun. Sementara belum ada penjabat yang diangkat sebagai Kepala Sekolah, yang diserahi memangku tugas adalah Soebekti,BA yang merangkap sebagai Kepala SMA 1 Wonogiri selama + 3 bulan . Kemudian diangkatlah Drs. Soedjinto SF menjadi Kepala Sekolah, semula guru SMA 1 Wonogiri.

Pada masa kepemimpinan Drs. Soedjinto SF terdapat peningkatan kedisiplinan yang diberlakukan bagi semua warga sekolah. Selain itu secara fisik, beliau merintis pembangunan gedung aula atau serbaguna.Drs. Soedjinto SF bertugas sampai dengan tahun 1997 karena beliau dialihtugaskan menjadi Kepala Sekolah SMA 2 Surakarta dan jabatan Kepala Sekolah digantikan oleh Drs. Syahidan yang semula guru SMA 1 Wonogiri.

Pada masa kepemimpinan Drs. Syahidan sekolah telah berkembang menjadi 21 kelas. Di bidang pembinaan karier, oleh pemerintah diangkatlah Drs. H.M. Dalyono menjadi pengawas pada akhir tahun 1997. Pada tahun 1998, Drs. Budi Santosa diangkat menjadi Kepala SMA Negeri Manyaran. Drs Syahidan dialihtugaskan ke kantor Diknas tahun 2001 digantikan oleh Drs. Sarno Yoelianto,MM yang semula Kepala SMA Negeri Girimarto.

Di bawah kepemimpinan Drs. Sarno Yoelianto,MM, terjadi perubahan yang sangat menonjol di bidang pembangunan fisik sekolah diantaranya pembangunan Gapura pintu masuk, penyempurnaan gedung serbaguna ‘Kawah Candradimuka', pembangunan gedung perpustakaan ‘Grha Mekar Pustaka', rehab masjid dan beberapa ruang kelas, pembangunan 4 (empat) ruang bertingkat, tempat sepeda para siswa, kantin sekolah, ruang OSIS,UKS, Ruang Ganti, ruang Koperasi, Pembangunan 1 lokal area bisnis yang terdiri dari 4 ruang (kamar), ruang kesenian, Pembangunan Hall/teras sekolah.Pembangunan lapangan Bola Basket dan Volley Ball, Pagar permanent + 250 m lengkap dengan pintu besi, membantu pengaspalan jalan di samping sekolah yang menuju dusun di dekat sekolah, beberapa KM/WC. Sekolah telah berkembang menjadi Sekolah Tipe A.(hasil akreditasi) yang terdiri dari 24 kelas. Pada Pebruari 2006,terjadi mutasi jabatan kepala sekolah secara besar-besaran. Drs. Sarno Yoelianto dialihtugaskan ke SMA Negeri Manyaran dan jabatan Kepala SMA Negeri 1 Baturetno digantikan oleh Drs. Budi Santosa, M.Pd yang semula Kepala SMA Negeri Manyaran. Sebelum menjabat Kepala Sekolah Drs. Budi Santosa adalah guru SMA Negeri 1 Baturetno.

Drs.Budi Santosa,M.Pd memimpin SMA Negeri 1 Baturetno mulai tahun 2006. Sampai dengan saat ini sekolah telah menambah prasarana 1 ruang laboratorium dan1 ruang komputer dilengkapi dengan jaringan internet. Selain perkembangan fisik, sekolah telah memperoleh puluhan piala kejuaraan yang dicapai oleh para siswa di berbagai bidang lomba atau kejuaraan.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StgmbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Open Cbox